Lebih dari 20 sekolah tingkat SD, SMP hingga SMA di Kota
Probolinggo mengedepankan kurikulum berbasis lingkungan. Salah
satunya SMA Negeri 2 yang punya prestasi hingga tingkat nasional dengan meraih
penghargaan Adiwiyata Mandiri tahun 2010. Sekolah ini bahkan menjadi
percontohan sekolah berbasis lingkungan di Indonesia.
Tidak hanya mengembangkan pendidikan normal sebagaimana sekolah
pada umumnya, tapi juga pendidikan yang berbasis lingkungan. Pendidikan yang
mengikutsertakan peserta didik untuk berperan aktif melakukan penyelamatan
lingkungan. Tujuannya agar siswa menjadi semakin peduli terhadap lingkungannya.
Lingkungan yang memang dari waktu ke waktu senantiasa bergerak menjadi semakin
rusak pada setiap dimensinya.
SMAN 2 tidak hanya menjadi sekolah percontohan bagi
sekolah-sekolah yang ada di Indonesia saja tetapi juga Internasional. Seperti
akhir 2010 lalu, dalam program CEI (Caretakers of the Environment
International) sekitar 30 pelajar dari 15 negara, juga bertukar pikiran dan
belajar tentang pengelolaan mangrove. SMAN 2 menawarkan Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Bahkan, untuk
menyamakan persepsi, seluruh peserta didik kelas 1 wajib mengikuti diklat
mengenai implementasi adiwiyata di Seloliman, Mojokerto selama 2 hari. Di sana
mereka digembleng dan diberi banyak wawasan dan pengetahuan mengenai kepedulian
lingkungan.
Bagi siswa kelas lanjutan, sebagai wujud implementasi adiwiyata
terhadap lingkungan dan sosial masyarakat, mereka melaksanakan bhakti sosial
dan pengabdian masyarakat selama 3 hari 2 malam di Desa Sapikerep, Kecamatan
Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Berbicara soal prestasi akademik, tahun lalu, lewat karya ilmiah
yang berjudul Keripik Tulang Ikan (Fishbone Snack) dengan Kandungan Gizi Tinggi
sebagai Inovasi Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Produk Fillet di Kota
Probolinggo, 3 orang siswanya, yakni: Sherly Santiago, Mentari Puspa Wardani
dan Pratama Tirza Surya Sembada menjuarai lomba karya ilmiah tingkat nasional
di Universitas Airlangga Surabaya.
Untuk mempertahankan keduanya (adiwiyata dan nilai akademis),
tentunya ada komposisi yang seimbang. Untuk adiwiyata sudah ada program khusus,
ekstrakurikuler dengan satuan mata pelajaran berupa klinik mata pelajaran.
Klinik mata pelajaran adalah pelajaran tambahan yang disiapkan bagi siswa.
Pelaksanaannya setiap hari Senin sampai Kamis, sepulang sekolah dan gratis.
Keberhasilan meraih Adiwiyata Mandiri sudah didapat, artinya
pola perilaku siswa terhadap kepedulian lingkungan telah berhasil. Selanjutnya
adalah peningkatan pelayanan publik dan pemanfaatan IT. Regulasi tengah
disiapkan. Harapannya, pada pendidikan di dunia global yang saat ini sudah
berbasis pada teknologi, maka untuk mengejar dan meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan melaksanakan pendidikan yang berbasis IT