Jumat, 15 November 2013

Karakter Pendidikan Berwawasan Lingkungan Menuju Berbasis IT

Lebih dari 20 sekolah tingkat SD, SMP hingga SMA di Kota Probolinggo mengedepankan kurikulum berbasis lingkungan. Salah satunya SMA Negeri 2 yang punya prestasi hingga tingkat nasional dengan meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri tahun 2010. Sekolah ini bahkan menjadi percontohan sekolah berbasis lingkungan di Indonesia.
Tidak hanya mengembangkan pendidikan normal sebagaimana sekolah pada umumnya, tapi juga pendidikan yang berbasis lingkungan. Pendidikan yang mengikutsertakan peserta didik untuk berperan aktif melakukan penyelamatan lingkungan. Tujuannya agar siswa menjadi semakin peduli terhadap lingkungannya. Lingkungan yang memang dari waktu ke waktu senantiasa bergerak menjadi semakin rusak pada setiap dimensinya.
SMAN 2 tidak hanya menjadi sekolah percontohan bagi sekolah-sekolah yang ada di Indonesia saja tetapi juga Internasional. Seperti akhir 2010 lalu, dalam program CEI (Caretakers of the Environment International) sekitar 30 pelajar dari 15 negara, juga bertukar pikiran dan belajar tentang pengelolaan mangrove. SMAN 2 menawarkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Bahkan, untuk menyamakan persepsi, seluruh peserta didik kelas 1 wajib mengikuti diklat mengenai implementasi adiwiyata di Seloliman, Mojokerto selama 2 hari. Di sana mereka digembleng dan diberi banyak wawasan dan pengetahuan mengenai kepedulian lingkungan.
Bagi siswa kelas lanjutan, sebagai wujud implementasi adiwiyata terhadap lingkungan dan sosial masyarakat, mereka melaksanakan bhakti sosial dan pengabdian masyarakat selama 3 hari 2 malam di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.


Berbicara soal prestasi akademik, tahun lalu, lewat karya ilmiah yang berjudul Keripik Tulang Ikan (Fishbone Snack) dengan Kandungan Gizi Tinggi sebagai Inovasi Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Produk Fillet di Kota Probolinggo, 3 orang siswanya, yakni: Sherly Santiago, Mentari Puspa Wardani dan Pratama Tirza Surya Sembada menjuarai lomba karya ilmiah tingkat nasional di Universitas Airlangga Surabaya.
Untuk mempertahankan keduanya (adiwiyata dan nilai akademis), tentunya ada komposisi yang seimbang. Untuk adiwiyata sudah ada program khusus, ekstrakurikuler dengan satuan mata pelajaran berupa klinik mata pelajaran. Klinik mata pelajaran adalah pelajaran tambahan yang disiapkan bagi siswa. Pelaksanaannya setiap hari Senin sampai Kamis, sepulang sekolah dan gratis.
Keberhasilan meraih Adiwiyata Mandiri sudah didapat, artinya pola perilaku siswa terhadap kepedulian lingkungan telah berhasil. Selanjutnya adalah peningkatan pelayanan publik dan pemanfaatan IT. Regulasi tengah disiapkan. Harapannya, pada pendidikan di dunia global yang saat ini sudah berbasis pada teknologi, maka untuk mengejar dan meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melaksanakan pendidikan yang berbasis IT


0 komentar:

Posting Komentar