Kesenian ojung diyakini untuk menghindari balak (tolak balak). Kesenian ini tersebar
dibeberapa daerah di jawa,khususnya jawa timur. Kepercayaan berupa mitos ini
memang sangat sulit dihapus karena memang diyakini tetap memiliki kekuatan
mistis.
Tradisi ojung ini sendiri adalah tradisi yang dimana
warga beradu tehnik dan kemampuan saling memukul dengan menggunakan sebilah
rotan atau cambuk dari dahan pepohonan, namun aturannya setiap pemain memiliki
jatah memukul dan menangkis masing-masing 5 kali* (masing-masing
daerah mempunyai aturan sendiri-sendiri*). Bagi siapa yang banyak mengenai
lawan ketika memukul maka dialah yang menang. Berbeda dengan kesenian yang
lain, para peserta biasanya adalah dadakan, dalam arti pada waktu ada
acara tersebut digelar, maka bagi siapa saja yang mempunyai nyali, boleh ikut
serta di dalamnya.
Sebelum acara
itu dimulai biasanya warga melakukan ritual terlebih dahulu berupa permohonan
do’a kepada yang kuasa agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan
tanpa ganjalan yang tidak diinginkan. Konon jika mengadakan kegiatan ojung
tanpa diakadakan ritual terlebih dahulu, bekas pukulan yang disebabkan rotan
dapat menyebabkan luka yang tak kunjung sembuh.
Tradisi ini
biasanya diiringi dengan alat musik gamelan, namun di masing-masing daerah pun
berbeda pula alat gamelan yang dipakai, misalnya kalau didaerah situbondo,
probolinggo dan sekitarnya, memakai alat musik gamelan kenong telo', tetapi
didaerah jombang dan sekitarnya mereka memakai alat gamelan jaranan.
0 komentar:
Posting Komentar